Sekitar 80 persen akses air minum di Indonesia belum layak dikonsumsi, dengan peningkatan akses air layak hanya mencapai 20,49 persen pada 2023, menurut surveilans Kemenkes RI. Banyak sumber air minum, terutama air isi ulang, ditemukan mengandung E coli. Data menunjukkan kontaminasi E coli pada air isi ulang mencapai 45,4 persen, lebih tinggi dibandingkan PDAM yang tercemar sebesar 33 persen.
Direktur Penyehatan Lingkungan, dr. Anas Ma’ruf, menjelaskan tingginya kontaminasi pada air isi ulang dipengaruhi oleh proses pengisian, pengolahan, atau kebersihan galon. Air isi ulang, yang digunakan lebih dari 30 persen masyarakat, menyebabkan 73 persen kasus diare dan berkontribusi pada masalah stunting yang saat ini berada di angka 21,5 persen, belum memenuhi target 18 persen.
Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas air PDAM, seperti bau dan warna, membuat air isi ulang lebih dipilih meski memiliki risiko kontaminasi lebih tinggi. Untuk itu, Wakil Menkes RI Dante Saksono Harbuwono menyatakan pemerintah sedang mengkaji regulasi bersama BPOM agar air isi ulang lebih aman dikonsumsi.
Sumber:
Comentarios